Dari Laut ke Lembah Iman: Menyusuri Gili Trawangan dan Masjid Bayan Beleq, Permata Lombok yang Tak Tergantikan

|

Lombok, NTB – Di sebuah pulau yang dijuluki sebagai mutiara timur Indonesia, keindahan bukan hanya terpampang di hamparan pantai dan birunya samudra, tetapi juga tersimpan dalam sakralnya sejarah dan tradisi. Dua destinasi paling kontras namun saling melengkapi adalah Gili Trawangan, primadona bahari yang mendunia, dan Masjid Kuno Bayan Beleq, penjaga ruhani umat yang menyimpan jejak awal Islam di tanah Sasak.

Gili Trawangan: Simfoni Laut yang Mempesona

Terletak di sebelah barat laut Lombok, Gili Trawangan tak henti mengundang decak kagum para pelancong. Pulau kecil ini adalah surga tropis: pasir putih selembut kapas, laut jernih bagai kristal, dan langit yang seakan bersatu dengan cakrawala. Tanpa kendaraan bermotor, Gili Trawangan menawarkan keheningan yang langka—suara sepeda, cidomo, dan debur ombak menjadi musik alam yang menenangkan jiwa.

Snorkeling di terumbu karangnya, menyelam bersama penyu, hingga menyaksikan matahari terbenam dari sisi barat pulau—semuanya menjadikan Trawangan sebagai pengalaman laut yang tak tertandingi. Di malam hari, kehidupan berubah menjadi semarak pesta budaya dan musik, menyatu dalam keramahan masyarakat lokal dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Namun di balik gemerlapnya, Gili Trawangan tetap menyimpan nilai kultural: masjid-masjid kecil berdiri tenang, azan berkumandang lembut, seolah menjadi pengingat bahwa meski dikelilingi dunia, akar Lombok tetap tertanam dalam.

Masjid Bayan Beleq: Jejak Awal Islam di Bumi Sasak

Beranjak dari gemuruh ombak, perjalanan menuju Bayan di kaki Gunung Rinjani membawa kita ke dunia lain—yang lebih sunyi, lebih dalam. Di sanalah berdiri Masjid Kuno Bayan Beleq, salah satu masjid tertua di Lombok yang dibangun pada abad ke-16 oleh para penyebar Islam awal.

Masjid ini dibangun tanpa semen, berdinding anyaman bambu, beratapkan ilalang, dan berdiri di atas pondasi batu kali. Ia bukan sekadar bangunan, tetapi sebuah simbol spiritualitas masyarakat Sasak yang hidup dalam nilai Islam Wetu Telu—sebuah tradisi Islam lokal yang bercampur nilai adat dan kearifan leluhur.

Bayan Beleq bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang perenungan. Di sekitarnya terdapat makam para tokoh agama terdahulu, penjaga pertama Islam di tanah ini. Setiap tahun, masyarakat menggelar upacara keagamaan yang sakral, sebagai bentuk penghormatan pada leluhur dan penyambung iman generasi kini.

Perpaduan yang Membentuk Keutuhan Lombok

Perjalanan dari laut menuju lembah iman adalah pengalaman batiniah. Dari Gili Trawangan yang memanjakan pancaindra, hingga Bayan Beleq yang menggugah hati dan jiwa. Lombok mengajarkan bahwa wisata bukan hanya perkara melihat, tetapi juga merasakan dan merenungkan.

Wisatawan yang datang ke Lombok tak hanya diajak menikmati pesona visual, tetapi juga diajak masuk dalam narasi besar tentang identitas, sejarah, dan spiritualitas. Inilah keistimewaan Lombok: ia menawarkan bukan sekadar tempat, tetapi pengalaman menyeluruh—antara dunia dan akhirat, antara tubuh dan ruh.

Karena itu, jika Anda datang ke Lombok, jangan puas hanya dengan bersantai di pantai. Naiklah ke utara, dan biarkan jiwa Anda bersujud di Bayan. Karena di antara pasir dan sajadah itulah, Lombok menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya.